Terpenoid
a. Umum
Semua jenis triterpenoid dipisahkan dengan cara yang serupa, terutama didasarkan kepada KLT dan KGC. Identitas dipastikan dengan menentukan titik leleh, putaraan optik, KGC-SM, spektrum inframerah, dan RMI. KKt kadang-kadang berguna untuk membedakan triterpena glikosida.
KLT praktis selalu dilakukan pada lapisan silika gel. KLT silika gel AgNO3 (bubur silika gel untuk membuat plat disiapkan dengan menggunakan larutan AgNO3) dugunakan untuk memisahkan triterpenoid tak jenuh berdasarkan jumlah ikatan rangkap terisolasi yang ada dalam molekul.
Pereaksi Lieberman-Burchard telah disesuaikan unuk KLT dan juga populer. Pelat disemprot dengan campuran H2SO4 pekat 1 ml, anhidridaasetat 20 ml, dan CHCl3 50 m, lalu dipanaskan pada suhu 85-950 C selama 15 menit. Disini pun terjadi berbagai warna yang disebabkan oleh triterpenoid oleh triterpena yang berlainan dan kepekatannya sangat baik( 2 – 5 µg).
Uji deteksi lain yang digunakan adalah uji yang dapat dipakai untuk triterpena secara umum, misalnya H2SO4 saja atau diencerkan dengan air dan alkohol. Akhirnya pelarut yang paling sedarhana yaitu air dapat dipakai sebagai penyemprot untuk mendeteksi steroid pada plat KLT (Gritter dan Albers, 1962).
b. Triterpena
Beda pemeriksaaan triterpena dalam tumbuhan, pertama-tama jaringan kerinf harus dihilangkan lemaknya dengan eter, lalu diekstraksi dengan metanol panas. Selanjutnya ekstrak metanol yang telah dipekatkan dapat diperiksa langsung. Disamping itu harus dilakukan hidrolisis untuk membebaskan aglikon bila ada glikosida, dan hidrolisatnya juga diperikasa.
KLT dilakukan pada silika gel memakai pengembang seperti heksana etil asetat ( 1 : 1 ). Dan klorofom : metanol ( 10 : 1 ), dengan pendeteksi antimon klorida dalam CHCl3. Beberapa campuran triterpena tidak mudah dipisahkan dengan cara demikian.
Tabel 3.6 Waktu retensi nisbi triterpenoid dengan kromatografi gas
c. Fitosterol
Cara KLT dan KGC Fitosterol serupa dengan cara untuk triterpena. Kadang kadang dijumpai campuran rumit sterol dalam jaringan tumbuhan tertentu dan diperlukan cara yang lebih rumit untuk memisahkan dan mengidentifikasinya, Misalnya sitosterol, kolesterol, dan stigma sterol tidak mudah dipisahkan bila berda bersama sama. Tetapi ketiganya akan terpisah bila di kromatografi sebagai asetat pada plat anasil B dengan pengembangan sinambung selama 2 jam memakai heksana-eter ( 97 : 3 ). Untuk memisahkan sterol umum dari turunan dihidronya (misalnya sitosterol dari sitostanol) diperlukan KLT-perak nitrat. Pelat dapat dibuat dengan menyemprotkan lapisan silika gel baru dengan larutan pekat AgNO3. Dalam metanol-air lalu diaktifkan selama 30 menit pada suhu 1200C. Pengembangan dilakukan memakai klorofom dan dideteksi dengan H2SO4- air ( 1 : 1 )
Untuk mendeteksi esterogen dalam jaringan diperlukan cara isolasi yang nisbi rumt. Termasuk kromatografi kolom pada alumina. Pemurnian akhir estron dapat dicapai dengan KLT memakai pengembang sikloheksana-etil asetat ( 1:1) dan metilena dklroida-aseton ( 7 : 3). Setelah disemprot dengan H2SO4- 50 % dan dipanaskan, estron menunjukkan warna jingga yang khas, dan dengan sinar UV berfluoresensi hijau. Cara KGC steroid telah disusun terutama untuk senyawa yang terdapat dalam hewan tetapi cara tersebut dapat digunakan dengan hasil baik untuk fitosterol. Hal ini telah ditinjau secara singkat oleh ikan ( 1969 ) yang telah menyajikan juga perincian praktis yang sederhana untuk membuat kolom tersebut. Waktu retensi nisbi fitosterol-umum terdapat pada tabel 3.6 untuk memberikan gambaran pemisahan yang bagaimana yang dapat dicapai. Banyak peneliti leih menyukai pemisahan sterol tersebut sebagai trimetilsikik yang lebih atsiri,
d. Saponin dan Sapogenin
Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengestraksi tumbuhan attau waktu memekatkan esktrak tumbuhan merupakan bukti terpercaya adanya saponin. Memang betul, bila dalam tumbuhan terdapat banyak saponin, sukar untuk memekatkan esktrak alkohol-air dari tumbuhan dalam tabung reaksi dan diperhatikan apakah ada terbentuk busa tahan lama pada ermukaan cairan, Saponin juga dapat diperiksa dalam esktrak kasar berdasarkan kemampuan menghemolisis sel darah. Tetapi, biasanya lebih baik bila uji sederhana itu dipastikan dengan cara KLT dan pengukuran spekrtum.
Untuk uji sapogenin, jaringan kering harus dihidrolisis degan HCL 1 M selama 2-6 jam, lalu dinetralkan, setlah bahan padat itu dikeringkan, diekstraksi dengan eter minyak bumi. Ekstrak diua[kan sampai kering dan sisanya dilarutkan dalam klorofom. Setelah itu ditentukan spektrum inframerahnya.
Saponin lebih polar dari pada sapogenin karena ikatan glikosidanya, lebih mudah dipisahkan dengan KKt atau dengan KLT pada selulosa, Tetapi, KLT pada silika gel berhasil juga dengan memakai pengembang seperti butanol yang dijenuhkan dengan air atau klorodom-metanol-air ( 13 :7:2).
Tabel 3,7 Angka Rf Sapogenin
e. Glikosida jantung
Cara yang dipakai bergantung pada kerumitan struktur glikosida yang tepat dalam satu sumber tumbuhan. Jadi, glikosida jantug jenis Strophantus dapat dipisahkan dengan KLT satu arah pada silika gel dengan pengembangan laisan atas etil asetat-piridina-air ( 5:1:4)
Sebaliknya pemisahan sekit 28 kardenolida dalam Digitalis purpurea memerlukan KLT dua arah memakai etil asetat- metnol-air ( 16 :1 :1) dan klorofom-piridina (6:1).
3.4.3 Percobaan Laboratorium
a. Triterpenoid dalam biji
Sterol dan sapogenin dapat diperiksa dalam biji tumbuhan dengam cara penyaringan sederhana yang garis besarnya telah diberikan pada bagaian terdahulu yang berjudul sapogenin. Sapogenin dapat dideteksi dalam biji klabet Trigonella foenum-graecum, leguminosae, memakai 5 g serbuk biji. Satu atau dual hal praktis patut dikemukakan disini. KLT ekstrak klorofom akhir memakai heksanaa-aseton ( 1 :4 ) memisahkan sterol ( Rf 50 dan lebih tinggi) dari sapogenin ( Rf 45 dan lebih rendah).
b. Hekogenin dari Agave
Sapogenin ini dapat diisolasi dengan ekstraksi langsung dari daun segar agave, lalu disabunkan.. Senyawa ini penting sebagai sumbr steroid yang penting pada pengobatan, dan isolasinya secara niaga dilakukan di meksiko. Satu kg avage diektraksi dengan etanol 11,95 % pada suhu 1000 C selama 12 jam. Ekstrak disaring pnas lalu pelarut diuapkan pada tekanan rendah. Sisa hidrolisis dengan cara mereflux selma 2 jam dengan 300 ml HCL 1 M dalam etanol. Campuran disarung dan siencerkan dengan 400 ml eter.Larutan ini dicuci dengan air llau dengan larutan NaOH 5% dalam air, kemudian dicuci lagi dengan air lalu diuapkan. Sisa dihidrolisa lagi dengan merefluks dalam larutan KOH 10 % dalam etanol selama 30 menit. Setelah didinginkan hekogenin diekstraksi dengan eter yang kemudian diuapkan sampai kering. Hasil dapat dimurnikan dengan aseton (norit) dan harus meleleh pada 256-2600 C, Terbentuk senyawa 2,4 fenil hidrazon jarum jingga titik leleh 281-282 .
Daftar Pustaka
Addicott, F.T, 1983, Abscis Acid, Pracger, NewYork
Bush,I,F., 1961, The Chromatography of steroids, Pergamon Press
a. Umum
Semua jenis triterpenoid dipisahkan dengan cara yang serupa, terutama didasarkan kepada KLT dan KGC. Identitas dipastikan dengan menentukan titik leleh, putaraan optik, KGC-SM, spektrum inframerah, dan RMI. KKt kadang-kadang berguna untuk membedakan triterpena glikosida.
KLT praktis selalu dilakukan pada lapisan silika gel. KLT silika gel AgNO3 (bubur silika gel untuk membuat plat disiapkan dengan menggunakan larutan AgNO3) dugunakan untuk memisahkan triterpenoid tak jenuh berdasarkan jumlah ikatan rangkap terisolasi yang ada dalam molekul.
Pereaksi Lieberman-Burchard telah disesuaikan unuk KLT dan juga populer. Pelat disemprot dengan campuran H2SO4 pekat 1 ml, anhidridaasetat 20 ml, dan CHCl3 50 m, lalu dipanaskan pada suhu 85-950 C selama 15 menit. Disini pun terjadi berbagai warna yang disebabkan oleh triterpenoid oleh triterpena yang berlainan dan kepekatannya sangat baik( 2 – 5 µg).
Uji deteksi lain yang digunakan adalah uji yang dapat dipakai untuk triterpena secara umum, misalnya H2SO4 saja atau diencerkan dengan air dan alkohol. Akhirnya pelarut yang paling sedarhana yaitu air dapat dipakai sebagai penyemprot untuk mendeteksi steroid pada plat KLT (Gritter dan Albers, 1962).
b. Triterpena
Beda pemeriksaaan triterpena dalam tumbuhan, pertama-tama jaringan kerinf harus dihilangkan lemaknya dengan eter, lalu diekstraksi dengan metanol panas. Selanjutnya ekstrak metanol yang telah dipekatkan dapat diperiksa langsung. Disamping itu harus dilakukan hidrolisis untuk membebaskan aglikon bila ada glikosida, dan hidrolisatnya juga diperikasa.
KLT dilakukan pada silika gel memakai pengembang seperti heksana etil asetat ( 1 : 1 ). Dan klorofom : metanol ( 10 : 1 ), dengan pendeteksi antimon klorida dalam CHCl3. Beberapa campuran triterpena tidak mudah dipisahkan dengan cara demikian.
Tabel 3.6 Waktu retensi nisbi triterpenoid dengan kromatografi gas
c. Fitosterol
Cara KLT dan KGC Fitosterol serupa dengan cara untuk triterpena. Kadang kadang dijumpai campuran rumit sterol dalam jaringan tumbuhan tertentu dan diperlukan cara yang lebih rumit untuk memisahkan dan mengidentifikasinya, Misalnya sitosterol, kolesterol, dan stigma sterol tidak mudah dipisahkan bila berda bersama sama. Tetapi ketiganya akan terpisah bila di kromatografi sebagai asetat pada plat anasil B dengan pengembangan sinambung selama 2 jam memakai heksana-eter ( 97 : 3 ). Untuk memisahkan sterol umum dari turunan dihidronya (misalnya sitosterol dari sitostanol) diperlukan KLT-perak nitrat. Pelat dapat dibuat dengan menyemprotkan lapisan silika gel baru dengan larutan pekat AgNO3. Dalam metanol-air lalu diaktifkan selama 30 menit pada suhu 1200C. Pengembangan dilakukan memakai klorofom dan dideteksi dengan H2SO4- air ( 1 : 1 )
Untuk mendeteksi esterogen dalam jaringan diperlukan cara isolasi yang nisbi rumt. Termasuk kromatografi kolom pada alumina. Pemurnian akhir estron dapat dicapai dengan KLT memakai pengembang sikloheksana-etil asetat ( 1:1) dan metilena dklroida-aseton ( 7 : 3). Setelah disemprot dengan H2SO4- 50 % dan dipanaskan, estron menunjukkan warna jingga yang khas, dan dengan sinar UV berfluoresensi hijau. Cara KGC steroid telah disusun terutama untuk senyawa yang terdapat dalam hewan tetapi cara tersebut dapat digunakan dengan hasil baik untuk fitosterol. Hal ini telah ditinjau secara singkat oleh ikan ( 1969 ) yang telah menyajikan juga perincian praktis yang sederhana untuk membuat kolom tersebut. Waktu retensi nisbi fitosterol-umum terdapat pada tabel 3.6 untuk memberikan gambaran pemisahan yang bagaimana yang dapat dicapai. Banyak peneliti leih menyukai pemisahan sterol tersebut sebagai trimetilsikik yang lebih atsiri,
d. Saponin dan Sapogenin
Pembentukan busa yang mantap sewaktu mengestraksi tumbuhan attau waktu memekatkan esktrak tumbuhan merupakan bukti terpercaya adanya saponin. Memang betul, bila dalam tumbuhan terdapat banyak saponin, sukar untuk memekatkan esktrak alkohol-air dari tumbuhan dalam tabung reaksi dan diperhatikan apakah ada terbentuk busa tahan lama pada ermukaan cairan, Saponin juga dapat diperiksa dalam esktrak kasar berdasarkan kemampuan menghemolisis sel darah. Tetapi, biasanya lebih baik bila uji sederhana itu dipastikan dengan cara KLT dan pengukuran spekrtum.
Untuk uji sapogenin, jaringan kering harus dihidrolisis degan HCL 1 M selama 2-6 jam, lalu dinetralkan, setlah bahan padat itu dikeringkan, diekstraksi dengan eter minyak bumi. Ekstrak diua[kan sampai kering dan sisanya dilarutkan dalam klorofom. Setelah itu ditentukan spektrum inframerahnya.
Saponin lebih polar dari pada sapogenin karena ikatan glikosidanya, lebih mudah dipisahkan dengan KKt atau dengan KLT pada selulosa, Tetapi, KLT pada silika gel berhasil juga dengan memakai pengembang seperti butanol yang dijenuhkan dengan air atau klorodom-metanol-air ( 13 :7:2).
Tabel 3,7 Angka Rf Sapogenin
e. Glikosida jantung
Cara yang dipakai bergantung pada kerumitan struktur glikosida yang tepat dalam satu sumber tumbuhan. Jadi, glikosida jantug jenis Strophantus dapat dipisahkan dengan KLT satu arah pada silika gel dengan pengembangan laisan atas etil asetat-piridina-air ( 5:1:4)
Sebaliknya pemisahan sekit 28 kardenolida dalam Digitalis purpurea memerlukan KLT dua arah memakai etil asetat- metnol-air ( 16 :1 :1) dan klorofom-piridina (6:1).
3.4.3 Percobaan Laboratorium
a. Triterpenoid dalam biji
Sterol dan sapogenin dapat diperiksa dalam biji tumbuhan dengam cara penyaringan sederhana yang garis besarnya telah diberikan pada bagaian terdahulu yang berjudul sapogenin. Sapogenin dapat dideteksi dalam biji klabet Trigonella foenum-graecum, leguminosae, memakai 5 g serbuk biji. Satu atau dual hal praktis patut dikemukakan disini. KLT ekstrak klorofom akhir memakai heksanaa-aseton ( 1 :4 ) memisahkan sterol ( Rf 50 dan lebih tinggi) dari sapogenin ( Rf 45 dan lebih rendah).
b. Hekogenin dari Agave
Sapogenin ini dapat diisolasi dengan ekstraksi langsung dari daun segar agave, lalu disabunkan.. Senyawa ini penting sebagai sumbr steroid yang penting pada pengobatan, dan isolasinya secara niaga dilakukan di meksiko. Satu kg avage diektraksi dengan etanol 11,95 % pada suhu 1000 C selama 12 jam. Ekstrak disaring pnas lalu pelarut diuapkan pada tekanan rendah. Sisa hidrolisis dengan cara mereflux selma 2 jam dengan 300 ml HCL 1 M dalam etanol. Campuran disarung dan siencerkan dengan 400 ml eter.Larutan ini dicuci dengan air llau dengan larutan NaOH 5% dalam air, kemudian dicuci lagi dengan air lalu diuapkan. Sisa dihidrolisa lagi dengan merefluks dalam larutan KOH 10 % dalam etanol selama 30 menit. Setelah didinginkan hekogenin diekstraksi dengan eter yang kemudian diuapkan sampai kering. Hasil dapat dimurnikan dengan aseton (norit) dan harus meleleh pada 256-2600 C, Terbentuk senyawa 2,4 fenil hidrazon jarum jingga titik leleh 281-282 .
Daftar Pustaka
Addicott, F.T, 1983, Abscis Acid, Pracger, NewYork
Bush,I,F., 1961, The Chromatography of steroids, Pergamon Press
Comments
Post a Comment