Anak Ku Kebahagiaan Ku
Perempuan bernasip malang yang sepanjang hiupnya tak bahagia.
Salah apa aku tuhan…?? Apa yang
salah dari ku…?? Dan Dosa apa aku Tuhan….?? Pertanyaan uyang selalu terlintas
di hati perempuan malang itu.
Sejak kecil hidup nya tak pernah
bahagia hingga pada saatnya iya menikahpun ia harus terpaksa menikahi seseorang
lelaki yang yang laknat.Yang tiap hari lelaki itu mengancam untuk
menceraikannya. Wajahnya yang cantik dan polos membuat banyak orang yang tertarik
padanya tetapi entah karena terlalu pilih hingga usia mudanya habis dia harus menikah dengan orang yang luar biasa
laknatnya itu , dan tidak mengenal tuhan tuhan. Rumah tangganya tak pernah
bahagia hingga akhirnya berakhir pada perceraian di usia pernikahannya yang ke
40. 40 tahun bukan hal yang mudah
baginya, wajah yang mulanya cantik berubah menjati rupa yang buluk..Teman teman
se usia gdisnya dulu heran melihatnya yang sekarang. Satu satu kebahagiannya
ialah hanya putra tunggal satu satunya itu, yang kelahirannya pun lama ditunggu
tunggunya.
Kebahagiaan mulai menghampirinya
sejak anak laki lakinya berusia 10tahun dan perceraian dengan suaminya.
Putranya tumbuh menjadi anak yang soeh dan sangat berbakti kepadanya,,
disekolah anaknya menjadi kebanggaan sekolah. Tetapi orang jahat selalu ada di
permukaan bumi ini.. banyak murid sesuianya yang cemburu padanya tetapi ia
menganggap itu hal yang tidak penting, sesuai dengan apa yang di selalu di
katakan oleh ibunya, “ jadilah anak yang membanggakan”.
Hingga 10 tahun kemuadian putranya
pun wisuda Sarjana.. Perempuan itu tersennyum terharu melihat anak satu satunya
ternyata tumbuh dan membanggakannya, anaknya menjadi orang sukses dan ternama
di kota itu, perempuan itu pun bahagia
hingga ia dan putranya menunaikan ibadah umroh ke baitullah,, iya berdoa semoga
anaknya tidak seperti suaminya yang menyakiti istirnya kelak..
Satu tahun kemudian anak laki
lakinya menikah dengan seorang wanita soleha yang mempuanyai wajah yang sangat
cantik… Anak dan menantunya menjadi anak anak yang sangat berbakti kepadanya
hingga kebahgiaan yang di rasakannya sejak 10 tahun usia putranya itu semakin
lengkap.
Kebahagiaan itu ia rasakan sampai
selamanya… Sampai akhir hayatnya…
Comments
Post a Comment